Jumlah raka’at shalat Idul Fithri dan Idul Adha adalah dua raka’at. Adapun tata caranya adalah sebagai berikut. Memulai dengan takbiratul ihrom, sebagaimana shalat-shalat lainnya. Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak tujuh kali takbir -selain takbiratul ihrom- sebelum memulai membaca Al Fatihah.
SangPencerah.Id– Warga Muhammadiyah kembali mendapat kemudahan dalam memahami pernak pernik ibadah qurban dan Idul Adha sesuai dengan yang telah diputuskan oleh majlis tarjih pimpinan Pusat Muhammadiyah. Shalat Tarawih 4 Rakaat Salam, Batal? Setelah Sholat Taraweh Bolehkah Sholat Tahajud? PARTAI SYETAN DAN PARTAI ALLAH.
Boleh mengangkat tangan ketika takbir-takbir tersebut sebagaimana yang dicontohkan oleh Ibnu ‘Umar. Ibnul Qayyim mengatakan, “Ibnu ‘Umar yang dikenal sangat meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengangkat tangannya dalam setiap takbir.”. SUBHANALLAH WAL HAMDULILLAH WA LAA ILAHA ILLALLAH WALLAHU AKBAR. ALLAHUMMAGHFIRLII WAR HAMNII Artinya: Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah. Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku. Namun ingat sekali lagi, bacaannya tidak dibatasi dengan bacaan ini saja. Boleh juga membaca bacaan lainnya asalkan di dalamnya berisi pujian pada Allah Ta’ala.
Kemudian membaca Al Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat lainnya. Surat yang dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah surat Qaaf pada raka’at pertama dan surat Al Qomar pada raka’at kedua. Ada riwayat bahwa ‘Umar bin Al Khattab pernah menanyakan pada Waqid Al Laitsiy mengenai surat apa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘Idul Adha dan ‘Idul Fithri. Ia pun menjawab “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca “Qaaf, wal qur’anil majiid” (surat Qaaf) dan “Iqtarobatis saa’atu wan syaqqol qomar” (surat Al Qomar). Boleh juga membaca surat Al A’laa pada raka’at pertama dan surat Al Ghosiyah pada raka’at kedua.
Dan jika hari ‘ied jatuh pada hari Jum’at, dianjurkan pula membaca surat Al A’laa pada raka’at pertama dan surat Al Ghosiyah pada raka’at kedua, pada shalat ‘ied maupun shalat Jum’at. Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca dalam shalat ‘ied maupun shalat Jum’at “Sabbihisma robbikal a’la” (surat Al A’laa)dan “Hal ataka haditsul ghosiyah” (surat Al Ghosiyah).” An Nu’man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari ‘ied bertepatan dengan hari Jum’at, beliau membaca kedua surat tersebut di masing-masing shalat. Setelah membaca surat, kemudian melakukan gerakan shalat seperti biasa (ruku, i’tidal, sujud, dst). Bertakbir ketika bangkit untuk mengerjakan raka’at kedua. Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak lima kali takbir -selain takbir bangkit dari sujud- sebelum memulai membaca Al Fatihah. Kemudian membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
Mengerjakan gerakan lainnya hingga salam.
Warga Muhammadiyah kembali mendapat kemudahan dalam memahami pernak pernik ibadah qurban dan Idul Adha sesuai dengan yang telah diputuskan oleh majlis tarjih pimpinan Pusat Muhammadiyah. Adalah beliau Ustadz Amiruddin yang dengan ikhlas membukukan keputusan dari majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah seputar Qurban dan Idul Adha Beserta Beberapa Problematikanya. Dengan terbitnya e-book ini semoga semakin memantapkan dan memudahkan warga Muhammadiyah dimanapun berada dalam menjalankan ibadahnya.
Dan semoga menjadi amal jariyah bagi penulisnya. Berikut kutipan kata pengantar dari penyusunnya. Segala puji bagi Allah, atas rahmat dan petunjuk-Nya buku saku ini dapat hadir di hadapan para pembaca.
Buku Kurban & Iduladha serta Beberapa Problematikanya ini sebenarnya bukan buku yang baru. Buku ini hanya merupakan kompilasi sekaligus intisari dari keputusan-keputusan Tarjih Muhammadiyah dan fatwa fatwa agama yang dikeluarkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Buku ini hadir sekedar memudahkan bagi pembaca dalam menjalankan serangkaian ibadah di bulan Zulhijjah, khususnya ibadah Kurban dan Iduladha, sesuai dengan faham agama Muhammadiyah. Pada terbitan yang pertama ini, buku Kurban & Iduladha serta Beberapa Problematikanya ini hadir dalam format e-book (pdf file) dan diedarkan tanpa tujuan komersial. Ke depan, diharapkan akan hadir buku yang lebih representatif yang dapat digunakan oleh semua kalangan, baik dalam bentuk e-book maupun cetak. Mudahmudahan kehadiran buku ini dapat membantu kebutuhan masyarakat khususnya umat Islam dalam menjalankan ibadah dan syiar agama Islam, khususnya yang terkait dengan ibadah di bulan Zulhijjah, Kurban dan Iduladha.
Akhir kata, tentu buku sederhana ini masih jauh dari sempurna. Segala bentuk kekurangan yang ada akan diperbaiki pada masa-masa yang akan datang, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga Allah melipatgandakan pahala setiap orang yang senantiasa menjalankan amal saleh. Selamat membaca!!! (sp/drj) DOWNLOAD.